Artikel Terbaru :
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Januari 2011

Berbahagialah orang yang pandai bersyukur


I
bnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid.

Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi.

Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!
Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan.

Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.
Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.

Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia.

Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu".

Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.
Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.

Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.

Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya.
Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan".

Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya. Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
Semangat memahami agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.

Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).

Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih.

Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin membaca doa `sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?".

Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

Jumat, 10 Desember 2010

Istri Shalehah

A
pa yang didambakan oleh seorang muslimah tak jauh berbeda dengan yang didambakan oleh seorang muslim, menjadikan pernikahan sebagai ladang mendekatkan diri kepada Allah, maka masing-masing harus saling menguatkan demi tercapainya pernikahan yang barakah serta diridhoi oleh Allah.

Kenapa pada umumnya laki-laki mendambakan wanita shalehah dan wanita mendambakan lelaki yang sholeh? Wallâhu wa Rasûluhu a’lam. Saya pikir pernikahan itu bukan akhir dari segala-galanya, tapi ia merupakan sarana untuk membuka pintu-pintu keberkahan hidup di dunia dan di akhirat, dalam hal ini, menikah dengan orang yang paham agama (pemahaman agamanya bagus dan akhlaknya menawan) tentunya akan lebih mudah mengarahkan kepada hal-hal yang diridhoi Allah. Kita harus pahami bahwa kehidupan ini penuh onak dan duri, kita akan diuji oleh Allah untuk mengetahui kadar keimanan hamba-Nya, kehadiran seorang istri shalehah atau suami shaleh yang selalu setia disamping kita akan lebih menambah semangat hidup, lebih optimis. Suami-istri yang paham hak dan kewajibannya akan selalu berorientasi akhirat, mereka akan berusaha untuk menguatkan keluarga, mereka selalu ingin bersama, bukan kebersamaan yang semu, tapi kebersamaan yang abadi, di dunia dan di syurga kelak. (Ya Allah jadikan kami salah satu di antara mereka!)

Namun demikian, kita juga tak bisa menafikan bahwa pernikahan bisa dijadikan ladang amal shaleh yang tidak bisa dilakukan oleh mereka yang belum menikah. Seperti yang ditulis Ust. Muhammad Fauzil Adhim dalam buku “Kado pernikahan untuk istriku” hal 122-123: “Tugas suami memang memberikan pendidikan dan pengarahan kepada istri. Tetapi ketika istri mempunyai pengetahuan agama yang lebih banyak, dia dapat mengajarkan kepada suaminya apa-apa yang belum diketahui suaminya, dengan niat berbakti kepada suami dalam rangka mencari ridho Allah. Begitu juga sebaliknya, seorang suami yang memiliki ilmu agama yang lebih tinggi dari istri, dapat menjadi pegangan bagi istri untuk bertanya hal-hal yang tidak diketahuinya. Suami yang demikian ini perlu memiliki sifat yang penuh kasih sayang, membimbing dan ridho ketika mendidik dan mengarahkan istrinya. Mudah-mudahan istri dapat belajar dari suaminya bagaimana memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak-anak yang lahir dari rahimnya, kelak ketika Allah telah menjadikan dia merelakan rasa sakitnya untuk melahirkan.”

Kenapa agama menjadi standar dalam memilih pasangan hidup?

Saya ingin mengutip dua hadis Rasulullah: Pertama, dari Anas bin Malik menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa menikahi wanita karena kehormatannya (jabatannya), maka Allah hanya akan menambahkan kehinaan. Barangsiapa yang menikahi wanita karena hartanya, maka Allah tidak akan menambah kecuali kefakirannya. Barangsiapa yang menikahi wanita karena nasabnya (kemuliaannya), maka Allah hanya akan menambahkan kerendahan. Dan barangsiapa yang menikahi wanita karena ingin menutupi (kehormatan) matanya, membentengi farjinya, dan mempererat tali silaturrahmi, maka Allah akan menambahkan barakah-Nya kepada (suami) dan istrinya (dalam kehidupan keluarganya).” (HR. Thabrani). Kedua, Rasulullah Saw bersabda: “Jangan kalian menikahi wanita karena kecantikannya semata, boleh jadi kecantikannya itu akan membawa kehancuran. Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaan semata, boleh jadi kekayaannya itu akan menyebabkan kesombongan. Tetapi nikahilah wanita itu karena agamanya. Sesunggunya budak wanita yang hitam lagi cacat, tetapi taat beragama adalah lebih baik (daripada wanita kaya dan cantik tapi tidak beragama).” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Pernah ada orang bertanya kepada Hasan ra. mengenai calon suami putrinya. Kemudian Hasan menjawab, “Kamu harus memilih calon suami (putrimu) yang taat beragama. Sebab, jika dia mencintai putrimu maka dia akan memuliakannya. Dan jika dia kurang menyukai, dia tidak akan menghinakannya.”

Lalu bagaimana kriteria wanita shalehah itu?

Pertama, dalam surat at Tahrim ayat 5, Allah memberikan delapan klasifikasi: muslimât (yang patuh), mu’minât (yang beriman), qânitât (yang taat), tâibât (yang bertaubat), ‘âbidât (yang banyak mengerjakan ibadat), sâihât (yang berpuasa), tsayyibât (yang janda) dan abkâr (yang perawan). Masih banyak klasifikasi dalam Al-Quran tapi saya cukupkan dengan ayat ini.

Kedua, hadis Rasulullah Saw. “Tiga kunci kebahagiaan bagi seorang laki-laki, adalah ISTRI SHALEHAH yang jika dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi membuatmu merasa aman, dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu, KENDARAAN yang BAIK yang bisa mengantar kemana kamu pergi dan RUMAH yang DAMAI yang penuh kasih sayang. Tiga perkara yang membuatnya sengsara adalah istri yang tidak membuatmu bahagia jika dipandang dan tidak bisa menjaga lidahnya juga tidak membuatmu merasa aman jika kamu pergi karena tidak bisa menjaga kehormatan diri dan hartamu; kendaraan rusak yang jika dipakai hanya membuatmu lelah namun jika ditinggalkan tidak bisa mengantarmu pergi; dan rumah yang sempit yang tidak kamu temukan kedamaian di dalamnya.” Di riwayat lain, beliau bersabda: ”Akan lebih sempurna ketakwaan bagi seorang muslim, jika ia mempunyai seorang istri shalehah, jika diperintah suaminya dia patuh, jika dipandang membuat suaminya merasa senang, jika suaminya bersumpah membuatnya merasa adil, jika suaminya pergi ia akan menjaga dirinya dan harta suaminnya.”

Ketiga, menurut saya, wanita shalehah adalah wanita yang tahu hak dan kewajibannya sebagai istri, wanita yang membuat suami merasa aman ketika ditinggalkan karena bisa menjaga diri dan kehormatannya, wanita yang siap berkorban jiwa dan raga demi kebahagian bersama dunia dan akhirat, wanita yang setia mendampingi perjuangan suami dalam suka dan duka, tawa dan air mata, wanita yang mau menjadi ibu bagi mujahid dan mujahidah-Nya (jundullah), dan wanita yang mau dikoreksi, belajar dan diislah kalau khilaf.

Bisakah orang yang pernah mengecewakan kita menjadi wanita shalehah? Bisa saja, asal ada langkah kongkret, bukan sekedar angan-angan. Diantara sekian banyak perempuan di nusantara ini, saya tertarik dengan perempuan Jawa. Kalau ditanya kenapa? Saya sendiri nggak tau, yang jelas saya pernah membaca tulisan Sakti Wibowo tentang Khadijah dari Jawa. Kang Abik juga pernah menulis novel yang berjudul Pudarnya Kecantikan Cleopatra. Intinya, disitu Kang Abik mengatakan bahwa perempuan Jawa itu tanggung jawab, mandiri dan setia kepada suami, benar nggak?

Terakhir, saya ingin mengutip doa Nabi Dawud as. “ Ya Allah... Hindarkanlah saya dari anak-anak yang durhaka terhadap orangtuanya; harta yang jadi bencana bagi saya maupun orang lain; tetangga yang buruk sifatnya yaitu jika melihat kebaikan pada saya difitnahnya dan jika melihat keburukan disebarluaskannya, dan istri yang menyusahkan, membuat saya beruban sebelum waktunya.”

Sumber : http://fathinismara.multiply.com/journal/item/6/Siapakah_Wanita_Shalehah_Itu.html
Baca Selengkapnya »Istri Shalehah

Senin, 29 November 2010

Membaca Al Qur'an

M
embaca Al Qur'an adalah hal yang sangat bermanfaat bagi kita yang beragama Islam. Apalagi Al Quran atau Ad-Dzikr merupakan sebuah pedoman hidup yang sangat dan sangat indah kalau dilaksanakan dengan benar. Disamping sebagai bacaan yang bernilai ibadah, Al-Qur'an juga bisa di jadikan tempat unuk mencari informasi seputar kesehatan, tata cara hidup dan lain-lain (bisa di lihat di tafsir). Itulah mengapa hati kita harus dibuka ketika mendengarkan dan membaca Al Quran. Jadi ada baiknya kita yang sering di depan komputer, dan malas untuk meluangkan waktu bisa memnfaatkan Al-Qur'an online sebagai media yang mengasyikan dalam membaca maupun belajar membaca Alquran.

Informasi tentang Baca Al-Quran Online Lengkap Arti, Cara Baca, Arab, Gambar dan Suara adalah tips untuk membaca Al Qur'an secara online. Untuk belajar membaca Quran, ingin tahu artinya atau tafsir Alqur'an. Dilengkapi suara bacaannya untuk ditirukan agar sesuai dengan tajwid, pokoknya lengkap deh. :-bd Dikemas sangat mudah karena dengan pendekatan teknologi maka, pencarian ayat dan surat menjadi sangat mudah, navigasi antar surat juga tinggal klik saja.

Al-Qur'an Online terlengkap sangat mudah untuk dibaca dimana saja asal ada koneksi internet yang tersedia. Dilengkapi dengan Tulisan Arab, arti dan terjemahan, cara membaca ayat suci al-quran, gambar dan yang paling membantu adalah dilengkapi dengan suara cara membaca yang dapat kita ikuti untuk latihan membaca ayat suci alquran.

Daftar list berikut adalah surah-surah dan ayat-ayat suci al-quran Online untuk dibaca dan diamalkan agar menjadi pedoman hidup dan penyegar jiwa. Berikut Al-Quran Online Lengkap Dengan Arti, Cara Membaca, Bacaan Arab, Gambar tulisan arab Dan Suara:

Harapan saya sebagai penulis di blog ini semoga artikel dan tulisan tentang membaca Alquran online ini bermanfaat bagi kita semua umat muslim. pesan saya ingatlah waktu ketika anda berada dimanapun, dan ingatlah pada Alquran sebagai pembimbing kita. Jangan sampai kita jauh dengan Al-Qur'an. Amiiin...

Sumber : http://www.madoera.info/2010/09/baca-al-quran-online-lengkap-dengan.html
Baca Selengkapnya »Membaca Al Qur'an

Minggu, 28 November 2010

Keutamaan Sholat Tahajjud

S

halat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jadi, kalau mau mengerjakansholat Tahajud, harus tidur dulu. Shalat malam ( Tahajud ) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan denganAllah SWT.

Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an :
“ Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”
(QS : Al-Isro’ : 79)

Shalat Tahajud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan .

Sahabat Abdullah bin
Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda :
“ Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )

Waktu Untuk Melaksanakan Sholat Tahajud :
Kapan afdhalnya shalat Tahajud dilaksanakan ? Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ( Shalatul Lail ) ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh ( sepanjang malam ). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu :
1. Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 - Subuh )

Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :
“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)

Bersabda Rosulullah SAW :
“ Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )

Nabi SAW bersabda lagi :
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )

Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah. Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dua-dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )

Adapun Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat malam 13 raka’at, sebagai berikut :
1) 2 raka’at shalat Iftitah.
2) 8 raka’at shalat Tahajud.
3) 3 raka’at shalat witir.

Adapun surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.Rasulullah SAW bersabda :
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya
disiram air.” (HR Abu Daud)

Bersabda Nabi SAW :
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga
keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)

Keutamaan Shalat Tahajud :
Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh
semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
(Bahan (materi) di ambil dari buku “RAHASIA SHALAT SUNNAT” (Bimbingan Lengkap dan Praktis) Oleh: Abdul Manan bin H. Muhammad S
Sumber http://rudi-ymm.cybermq.com/post/detail/456/keutamaan-sholat-tahajud.
Baca Selengkapnya »Keutamaan Sholat Tahajjud

Minggu, 14 November 2010

7 Peringkat Sholat


A

pakah sholat yang kita lakukan sejak baligh hingga hari ini telah diterma Allah? Pernahkah kita menganalisa, sejauh mana kualitas sholat kita? Bukankah sholat menjadi salah satu barometer baik buruknya amalan kita yang lain, maka sepatutnyalah bila kita coba renungkan, sampai dimana kualitas sholat kita. Untuk menilai sholat kita mari kita teliti peringkat-peringkat sholat seperti berikut :






     1.Sholat orang jahil
Iyalah sholatnya seseorang yang jahil tentang rukun sholat, syarat wajib sholat, syarat sah sholat, persoalan suci dari hadast kecil atau besar dan sebagainya. Sekali8pun sholat itu nampaknya tertib, tepat pada waktunya dan berjemaah tapi bila semua itu dilakukan semata karena ikut-ikutan, ia tetap tertoalk karena dilakukan tampa ilmu. Alla melarang kita melalukan sesuatu tampa dasar keilmuan yang jelas (QS. Al Isro [17]:36)

     2. Sholat orang lalai
Ini adalah sholatnya seseorang yang lengkap pada zahirnya. Sebab sebelum sholat itu dikerjakan, ilmu mengenainya sudah dipelajari. Bacaan dalam sholat dijaga betul. Tapi fikiran orang yang sholat ini masih melayang, memikirkan perkara lain, tidak menghayati sholatnya.
Sedangkan khusyuk dalam sholat meliputi khusyuk akal, hati dan perbuatan. Golongan inilah yang dikatakan lalai dalam sholat seperti firman Allah berikut : "Sebab itu celaka untuk orang-orang yang bersholat. Yang lalai dari sholatnya."(Al Ma'un 3-4) Mereka ini kan dimasukan ke Neraka Wail.

     3.Sholat karena selain Allah
Sholat yang dilakukan karena adat dan budaya. Mungkin karena kita lahir dalam suasana Islam. Dari kecil kita melihat orang sekeliling kita sholat, kitapun ikut belajar tentang sholat, karena takut dimarahi orang tua bila tidak pergi mengaji ke surau misalnya. Tapi setelah besar, sholat yang kita lakukan, tetap tidak bersumber dari keikhlasan dan rasa syukur pada Allah.
Ini bermakna sholatnya bukan karena syariat tetapi karena takut dimarahi orang tua, tersisih dari pergaulan dan sebagainya. Sholat golongan ini tertolak juga.

     4.Sholat peringkat muja-hadah
Golongan yang sholatnya di peringkat ini, mereka memiliki ilmu tentang sholat dan berusaha menghayati sholatnya. Mereka ada kesungguhan tetapi jiwa belum lagi otomatis hidup. Akal sudah berperanan tetapi hati belum dapat dibawa bersama di dalam sholatnya.
Bahkan di dalam sholatnya, masih melatih diri (bermuja-hadah) untuk mendapatkan apa namanya"khusyuk" tadi. Allah sayang pada orang yang bermuja-hadah. Allah menerima sholat golongan ini sebanyak bagian dari khusyuknya. 
Walau bagaimanapun, golongan ini masih belum selamat. Terpulanglah kepada Allah menentukannya. Kalau dengan rahmat Allah, Dia hendak mengampunkan dosa hamba-Nya, Dia ampunkan. Kalau tertolakpun itu hak Allah. Inilah sholatnya orang yang sedang melatih diri, sambil mengharapkan rahmat Allah, sekurang-kurangnya seperti inilah kesungguhan upaya yang dilakukan dalam menegakkan sholat itu.

     5.Sholat orang soleh
Di peringkat ini, akalfikiran sudah ditumpukan agar khusyuk kepada Allah di dalam sholat, tapi jiwa dan hati belum sepenuhnya dikawal, belum bisa penuh khusyuk dalam seluruh rangkaian sholat, namun hati sudah "basah" telah penuh dengan rindu. Akal sudah disibukkan dengan mengingatkan makna-makna bacaan dan gerakan sholat. Golongan ini sudah tidak lali dalam sholatnya.

     6.Sholat para wali
Peringkat sholat para wali, akal,hati,dan fisik telah berhasil dikuasai. Golongan ini sudah dapat menghayati sholatnya secara keseluruhan dan utuh. Apabila menyebut Alhamdulillah, hati terasa bersyukur dan akal memahami. Bila berdiri tegak, dia dapat merasakan bahwa dirinya sedang menghadap Allah. Bila bertasbih, terasa dirinya kerdil dan hina di hadapan Allah. Bila berdo'a, hati rasa mengharap. Sholat beginilah yang melahirkan rasa kehambaan. Bahkan dapat merasakan lezatnya sholat.

     7.Sholat Nabi dan Rasul
Golongan ini sangat khusyuk sholatnya, dengan lain kata sudah fana dengan Allah. Roh mereka sampai alam tinggi. Sifat-sifat Allah dihayati sungguh-sungguh. Bahkan mereka bisa sampai ke alam malaikat.

Sumber :Sunan edisi 02/2001
oleh Arif S (Sumber : Milis Isnet)
Baca Selengkapnya »7 Peringkat Sholat

Pasang Iklan Anda Di Sini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes